Jumat, 28 Juli 2017

Novel Re:Monster Hari 1

Novel Re:Monster Hari 1


Sepertinya aku terbunuh setelah ditusuk oleh penguntit yang sudah aku anggap sebagai adik perempuanku, dan tidak tahu kenapa aku terlahir kembali.

Wow sepertinya omong besar. Bukan, aku tidak bercanda waktu aku bilang kalau aku telah bereinkarnasi. Kamu mungkin menganggap kalau pikiranku sedang kacau, jadi aku sangat menghargai jika kau simpan dulu komentarmu sampai aku selesai bercerita karena akan jadi ramai kalau kau menyelaku. Ehem. Baiklah biarkan aku bercerita mulai dari awal…

Yah, pertama mari mulai dari namaku. Aku biasa dipanggil Tomokui Kanata. Tapi karena aku sudah reinkarnasi, anggap saja aku sebagai “Tak Bernama” untuk sekarang.

Aku punya sedikit potongan memori disini, tapi aku ingat waktu itu ketika sesudah seharian kerja melelahkan, aku diajak oleh beberapa rekanku untuk minum. Aku menerima tawaran mereka, kamipun pergi menuju kedai minuman.

Berhubung keesokan harinya adalah hari libur, meskipun dengan daya tahan alkohol rendah mereka minum-minum sampai larut. Bahkan aku sampai harus memapah seorang rekan perempuanku ke rumah karena dia sudah terlalu mabuk.

Dia sudah tertidur pulas dan aku tidak mau membangunkannya, jadi aku tinggal dia di kasur. Keadan tubuh dan kecintaanku terhadap alkohol lebih besar darinya dan pada waktu itu aku memiliki keinginan untuk minum sambil melihat purnama, kemudian aku membuka lemari pendingin.

Aku baru menyadari kalau rak bagian bawah yang selalu penuh dengan bir, sake dan sejenisnya telah kosong.

Kemarin sehabis menghabiskannya aku berencana untuk menstoknya lagi hari ini – jika bukan karena undangan dari rekan-rekanku barusan.

Aku benar-benar tidak mengingatnya.

Benar – Ini adalah kesalahan terbesar dalam hidupku karena menghabiskan semua persediaanku kemarin.

Jika saja masih ada meskipun hanya satu.

Aku – tidak, tidak… pertama mari mempercepat pembicaraan ini sedikit.

Aku, yang sangat menginginkan minum sake, pergi ke sebuah toko serba ada di sebelah yang buka dua puluh empat jam, membeli lima bir, dan akupun kembali ke rumah.

Musim panas telah mulai datang, tapi malam masih terasa dingin. Bulan purnama yang menggantung di langit malam yang cerah terlihat sangat indah.

Awan-awan, yang sedikit demi sedikit menampakkan rembulan, juga terasa menyenangkan. Tentu saja, meminum sake dengan diterangi cahaya rembulan akan terasa nikmat dibanding biasanya.

Ketika sedang asyiknya berfikir tentang alkohol, aku melihat di bawah sebuah lampu jalan tampak seorang gadis cantik. Itu adalah wajah yang aku kenal. Dia adalah yang orang-orang kebanyakan memanggilnya seorang ‘penguntit’. Penguntitku adalah Kirimine Aoi, seorang murid perempuan dari perguruan tinggi setempat. Dia berumur 20 tahun, 5 tahun lebih muda dibandingkan denganku.

Hubungan kami tidak tepat kalau kalian sebut ‘normal’. Begini, di tahun ketiga dari masa sekolah tinggiku aku melihat segerombolan preman yang sedang mengganggu seorang gadis – orang yang kemudian hari kuketahui bernama Aoi. Dia berumur 12-13 tahun waktu itu. Aku menemukannya, menyelamatkannya, dan begitulah takdir kita pun saling bertautan.

Yah, ini tidaklah salah kalau aku bilang aku menolongnya, aku tidak yakin jika ini hal yang tepat untuk dikatakan.

Dibandingkan dengan aku yang sekarang, aku biasanya adalah seorang pengecut. Pada waktu itu, kamu bisa lihat kalau ada seorang gadis yang sedang diganggu oleh segerombolan preman. Meskipun ini adalah perbuatan yang tidak pantas, orang-orang di sekelilingnya acuh tak acuh.

Sebagai seorang yang kemampuan ESPnya belum bangkit, aku bisa saja memilih menolongnya atau lari secepatnya.

Akan tetapi, entah karena nasib baik atau buruk, aku menerima sebuah tongkat setrum militer sebagai hadiah ulang tahun dari pamanku, seorang penggemar senjata. Dia bekerja pada perusahaan kelas kecil hingga menengah yang memiliki hubungan militer, jadi hal yang mudah kalau cuma untuk mendapatkannya untukku. Perusahaan-perusahaan ini dibawah pengaruh satu perusahaan besar, Avalon.

Avalon, adalah perusahaan pembuat tongkat ku, yang namanya tersebar ke penjuru dunia sebagai perusahaan senjata terkemuka.

Waktu itu, aku tidak punya keberanian memegang benda berbahaya. Ini sangat menakutkan memiliki senjata yang tidak aman, jadi biasanya hanya sebagai penghias kamarku tanpa pernah digunakan.

Tapi, seorang teman otaku pamanku bilang dia ingin melihat tongkat itu. Segera setelah dia mengirimkan email kalau dia sedang dalam perjalanan untuk melihatnya.

Dalam pesannya juga mencantumkan lokasi dimana kami bertemu, jadi aku memutuskan jalan kesana. Aku membawa tongkatku agar dia bisa melihatnya saat dia datang.

Dan yang membuatku pada keadaan yang sekarang.

Meskipun aku seorang pengecut, aku gunakan tongkat pada preman yang mengganggu gadis muda itu. Aku masih ingat merasakan sebuah perasaan bangga dari membela seorang gadis cantik dari gangguan.

Sesudah aku memukul preman-preman itu dari belakang, mereka menjadi sangat marah kepadaku. Walau bagaimanapun kemarahan mereka, mereka tidak dapat melawan senjata tongkat. Setelah beberapa pukulan mereka terkapar di lantai – berbusa dan kejang-kejang. Aku secepatnya meraih tangan gadis itu yang sedang panik, dan melarikan diri bersama ke tempat yang aman.

Aku masih sangat muda pada hari itu. Karena keingin tahuanku dan sebuah tongkat, aku telah melakukan percobaan yag mengerikan pada preman-preman itu sambil menyelamatkan Aoi di waktu yang sama.

Sehabis insiden itu, rasa sayangnya kepadaku perlahan mulai tumbuh. Hanya masalah waktu, akhirnya Aoi menjadi penguntitku.

Ini bukanlah hal yang parah hingga aku menemukan pekerjaan di tempat aku bekerja sekarang, dimana dia terus mengejarku. Dia bahkan mengikutiku ke planet lain, dimana aku dikirim untuk urusan perjalanan bisnis.

Ketika berurusan dengan penguntit, seseorang akan berbicara senatural mungkin, tidak peduli seberapapun mereka melanggar kehidupan pribadi seseorang.

Yang aku katakan sejauh ini mungkin membingungkan untuk saat ini, tapi setelah aku menerangkan bagaimana aku mati, akan jadi jelas.

Bagaimanapun, setelah membeli alkohol, aku bertemu Aoi di perjalanan pulangku. Akan menyenangkan kalau ini adalah suatu kebetulan. Sambil menunduk, di bawah sinar lampu jalan, Aoi memancarkan aura hitam tidak seperti biasanya yang selalu nampak imut; jadi aku hanya merespon dengan memiringkan leherku dalam kebingungan.

Aoi, meskipun seorang penguntit, tapi dia sudah seperti adik perempuan bagiku; karena itu aku sadar ada suasana yang berbeda saat itu, aku memanggilnya.

Tidak ada jawaban. Wajah Aoi masih tertunduk.

Dalam sekejap aku merasakan gelisah luar biasa yang tidak bisa diungkapkan. Meskipun begitu, aku tetap menghampirinya supaya aku tahu kenapa. Sebelum aku menyadarinya, aku telah tertusuk perutku dengan pisau belati.

Meskipun aku memiliki tubuh yang kuat, dan lukanya bisa terobati dengan pemulihan perawatan medis, aku masih dapat merasakan parahnya rasa sakit yang berasal dari pisau yang diputar dimaksudkan untuk mengeluarkan organ-organ dalamku.

Seperti perkiraan kalau aku tidak akan mati jika belati yang digunakan dibuat dari sebilah besi biasa, akan tetapi yang Aoi gunakan, adalah [Nenekaruri]; sebuah pisau upacara ranking B dengan tambahan kemampuan halilintar yang dibuat oleh Perusahaan Besar SAKUMA. Ironisnya, ini adalah salah satu produk yang dijual oleh perusahaan tempat pamanku bekerja. Singkatnya, ini adalah pemotong molekuler dengan kemampuan kejutan listrik bertegangan tinggi dan senjata lainnya. Ini adalah jenis peralatan jarak dekat yang meningkatkan ketajamannya ketika ribuan bilah-bilah kecil yang terpasang disamping mulai berputar seperti gergaji yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Sekali aktif, sebuah tegangan tinggi memasuki korban yang ditusuk. Gerakan korban sementara waktu lumpuh. Ini juga digunakan oleh militer.

Aku bahkan tidak sempat berpikir tentang kenapa Aoi melakukan hal ini. Bahkan, aku dijatuhkan, ditahan, dan ditusuk berkali-kali dengan pisau belati. Darah yang keluar dari mulutku luar biasa banyak sambil tubuhku ditusuk tanpa henti. Setiap kali pisau menusuk kulitku aku bisa merasakan daging dan tulangku robek dan darahku muncrat kemana-mana.

Sebelum aku menyadarinya, perawakan ramping Aoi yang menindih di atas tubuhku telah menjadi merah karena darah.

Walaupun aku sudah menjadi manusia yang kuat sesudah sebuah operasi bantuan, dan melebihi manusia biasa karena kedudukanku – Sayang aku dibunuh oleh Aoi yang hanya seorang penduduk biasa. Apa artinya ini? Aku tahu kemampuan pisau belati itu mungkin sangat menakjubkan, tapi apakah ini cukup kuat mengahncurkan tubuh seorang manusia yang kuat? Apakah dia benar-benar mampu menghancurkan posisiku hanya dngan serangan kejutan? Bahkan jika aku tidak mungkin bergerak karena kejutan tegangan tinggi, benarkah begitu?

Kenapa – Yah, situasi ini memang menyesalkan.

Waktu itu, kondisi Aoi, yang bersimbah dengan darahku, terlalu mengesankan untuk diingat secara detail.

Oh, baiklah…

Bagaimanapun, aku telah terbunuh. Aku dibunuh oleh Aoi.

Sebuah luka mematikan tidak bisa disembuhkan bahkan sesudah perawatan medis regenerasi. Hal terakhir yang aku lihat adalah ujung pisau yang mengarah bola mataku, yang ini berarti mengarah ke otakku; sebuah organ unik yang tidak bisa diproduksi telah rusak total. Sesudah kepalaku rusak total, kesadaranku perlahan-lahan menyatu dengan kegelapan.

Meskipun begitu, cerita tidak selesai sampai disini saja. Reinkarnasi belum dimulai sama sekali. kesadaranku masih tetap dan tidak berubah sampai aku akhirnya menyadarinya. Aku mengingat pemandangan terakhir sebelum aku kehilangan kesadaran, tapi bukankan aku sudah mati? Apakah ini mimpi atau aku sedang mabuk? Aku menolak pikiran ini sementara waktu.

Aku benar-benar telah terbunuh. Aku masih ingat rasa sakit karena listrik yang mengaliri pembuluh darahku, dan dinginnya pisau yang menusuk dadaku. Itu tidak mungkin ilusi. Tapi aku masih hidup. Kenapa – Aku juga ingin tahu jawabannya. Ketika aku sedang berpikir itu, kelopak mataku yang berat terbuka.

Aku melihatnya, aku melihat sesuatu yang sangat jelek. Ini membuatku berpikir kalau aku telah bereinkarnasi. ini adalah bukti nyata yang membuatku menyadari… Oh… Maaf aku tiba-tiba merasa ngantuk, tapi ini tidak berakhir sampai disini – Besok aku lanjutkan… Ini bukan gelapnya kematian tapi karena kelelahan.

Rabu, 26 Juli 2017

Novel Zhan Long 8 - The Sword Tempest Bahasa Indonesia

Novel Zhan Long 8 - The Sword Tempest Bahasa Indonesia

Novel Zhan Long 8 - The Sword Tempest


Bzzz

Kepalaku menjadi kosong karena aku gemetar kegirangan. Akhirnya, pemula berjalan pro! Aku akhirnya dapat membuat skill dalam game. Sialan, ini terlalu keren. Jika aku memakai pedang aku mendapatkan peningkatan 10% kekuatan serangan. Skill ini sedikit terlalu kuat. Meskipun seranganku saat ini hanya 6-6 dan peningkatan 10% tidak berpengaruh, nanti ketika aku mendapatkan lebih banyak strength dan power, efek akan luar biasa. Peningkatan ini begitu baik. Terlebih lagi, senjataku nanti harus pedang, jika tidak skill ini akan sia-sia!

Setelah merenungkan untuk waktu yang lama tentang bagaimana aku harus menamai skill yang indah ini...

Pikiranku terlintas dan keluar sebuah nama - Sword Tempest!

Nama ini sangat cocok. Setelah kamu mengayunkan pedangmu, pembantaian akan terjadi. Hanya saja diperuntukan bagi pedang. Ini pembukaan untuk pertarungan. Aku akan menggunakan ini!

Ding

(Sistem) Pengumuman: Selamat, anda telah berhasil menamai skill. Anda adalah orang pertama yang membuat skill SS di seluruh server, apakah anda ingin mengungkapkan identitas Anda?

Aku sesegera menekan tombol 'Tidak' . Aku harus bersikap rendah. Bersikap rendah bukan untuk ketenaran atau untuk pamer, tapi untuk melindungi hidupku. Sejak zaman dahulu, orang-orang yang terkenal selalu menerima keirian. Ketika identitasku diungkapkan, siapa yang tahu berapa kali aku akan dibunuh. Aku tidak takut diketahui umum tetapi takut dipukuli. Hal ini cukup baik, menjadi seperti ini, level 1 healer. Pro bahkan tidak akan berpikir mengganggu saya. Perasaan ini cukup menakjubkan.

Ding

(Sistem) Pengumuman: Selamat, pemain xxxx telah memahami skill SS - [Pedang Tempest]!

Saat ini, seluruh server kacau.

Seketika, di skill tab muncul sebuah ikon pedang. Pertama kalinya saya 'memperoleh skill' yang mana juga merupakan skill kedua saya adalah skill tingkat SS. Skill lainnya adalah skill penyembuh, [Hemostasis]. Itu adalah tingkat D dan memang skill penyembuhan terjelek. Tidak peduli meskipun itu masih layak karena aku bisa menyembuhkan diri sendiri.

[Sword Tempest] (SS): Ketika menggunakan dan mengayunkan pedang, kekuatan serangan anda meningkat sebesar 10%. Tidak mengkonsumsi strength. Tidak bisa ditingkatkan.

[Hemostasis Lvl 1] (D): Menyembuhkan 50 HP, biaya 5 MP. 0/100 EXP, level 1.

Setelah menyelesaikan persiapanku, akhirnya, aku siap untuk menguasai dunia!

Akhirnya, dengan membawa pedang, saya siap untuk melangkah keluar dari desa pemula, 24 jam penuh setelah pembukaan game. Tasku benar-benar kosong dari persediaan atau harus aku katakan, aku tidak mampu untuk membeli setiap persediaan ke Tasku. Apapun itu, perlahan-lahan, aku akan mendapatkan apa pun yang kuinginkan.

Diluar desa pemula, pemain baru membunuh Straw Dogs di dekat hutan. Straw Dogs monster berada di level 1 - 2, yang mana merupakan monster terlemah di dalam game ini. Dasar pemain baru...

Keluar dari kerumunan pemain, saya menemukan jalan lain. Utara dari Straw Dog Village adalah hutan rahasia, tetapi peta menunjukkan titik-titik merah kecil di sana. Ini berarti bahwa monster  tersebut diatas level saya, tapi siapa yang peduli? Aku masih bisa mencoba, karena saya memiliki keuntungan alami. Saya dapat menyerang dan menyembuhkan pada saat bersamaan, dan saya juga memiliki [Sword Tempest] membantu, walaupun itu tidak banyak membantu sama sekali.

Di kejauhan, beberapa pemain yang bertengkar terhadap jubah putih polos, keras berteriak: "equip ini bisa menjual 20 tembaga, itu milik kita! Kami adalah dealer DPS utama! "

Aku tidak bisa diam tapi berkata: "! Para pemula"

Melihat ke bawah, aku melihat sekelompok koin tembaga terduduk di bawah sinar matahari mengundang orang banyak. Sangat cepat, aku berlari dan melihat sekeliling. Bagus, tidak ada siapapun. Aku mulai mengambil hasil curian.

Oh! Aku kaya! Sepertinya ini hariku.

Aku menghabiskan semua uang dari sebelumnya untuk memperbaiki pedangku dan saat ini semua yang saya punya adalah hanya 1 tembaga. Idiot mana yang membunuh semua Straw Dogs tetapi tidak mengambil jarahan? Benar-benar seorang jenius.

Melanjutkan, setelah sekitar wilayah munculnya Straw Dog, pemain lebih sedikit dan jarak jauh. Ada gumpalan padat semak dan semak-semak. Straw Dogs jarang muncul.

Setelah beberapa menit, terdengar suara auman kecil. Akhirnya, saya menemukan gerombolan layak bertarung. Itu adalah sebuah Hyena ganas. Sialan, semua gerombolan di sekitar desa pemula ini adalah anjing.

[Hyena] (Monster Biasa)

Level: 3

Serangan: 7-11

Darah: 150

Skill: Tidak ada

Bagus, level 3 monster. Hanya membunuh dua ini meningkatkanku ke level 2. Ayo pergi!

Clang

Aku menarik pedang dari sarungnya, dan [Sword Tempest] diaktifkan, memberikan tambahan serangan sebesar 10%. Berjalan maju, meskipun aku tidak terlalu dekat, Hyena agresif dan meraung. Ini bergegas keluar dan tanpa skill, itu tampak membuka mulutnya dan langsung menggigit saya.

Seketika bereaksi, sebelum Hyena menggigitku, pedang saya sudah jatuh di dahinya. Kacha a {12} tampil keluar. Pada saat yang sama, Hyena menggigit kaki saya dan menggantung, mengambil 25 hit poin dariku. Hoho, itu dua kali serangan saya.

Saya tidak khawatir dan terus menyerang lebih cepat dari Hyena dan itu terus meraung dan menggeram. Ketika saya terkena dua serangan, saya langsung mengangkat tangan saya dan sinar suci jatuh pada saya. [Hemostasis]!

{+50} 

Sangat tangguh! Mampu menyerang dan menyembuhkan, ini benar-benar jalan kaisar untuk sukses!

Beberapa waktu kemudian, aku membunuh Hyena dan shua kolom exp saya terisi sampai 50% penuh. Pada saat bersamaan, hyena tersebut menggeram dan jatuh ke tanah, meledak menjadi dua tembaga. Aku segera mengambilnya. jarahan yang tidak terlalu buruk ...

Melanjutkan, setelah membunuh Hyena kedua, shua cahaya emas jatuh di kepalaku dan aku naik satu level. Aku berhasil menembus pertahanan level 1 dan menjadi level 2 healer. Semua 10 poin tersebut ditambahkan ke strength seperti biasa, tetapi sebagai healer 10 poin strength hanya memberi 5-5 kekuatan serangan, karena saya memiliki multiplier strength 0.5x. Jika saya sinting, itu akan menjadi dorongan kerusakan 11-11 serangan, ini sangat tidak adil ...
Aku berjalan dengan pedang di tangan. Aku akan bertarung sampai mati!

Setelah membunuh puluhan Hyena, kolom MP ku sangat dikit. Sekali [Hemostasis] menghabiskan 5 MP dan aku hanya punya MP max sebesar 60. Dengan tidak ada item penyembuhan, aku mungkin akan mati di sini. Untungnya, pada saat itu, aku naik ke level 3. HP dan MP terisi kembali penuh dan aku terus menambahkan 10 poin stat ke kekuatan. Karakterku benar-benar menjadi seorang pendeta petarung.

[Xiao Yao Zi Zai] (Novice Healer)

Level           : 3
Attack         : 11-13
Deffense     : 4
Health Poin : 120
Magic Poin  : 70
Charm         : 0

Meskipun healer alami lemah dari yang lain, jika aku mengganti ke senjata yang lebih baik, aku bisa menyerang pertahanan monster setingkat denganku. Jika saya bisa menyerang, itu akan lebih baik karena aku bisa menyembuhkan diri sendiri dan aku tidak perlu takut akan mati. Setelah pertempuran yang lama, aku akan memiliki kemampuan bertahan hidup lebih baik dari kelas lain. Meskipun, saya menambahkan semua poin saya untuk strength dan bukan magic, jadi saya tidak punya cukup MP. Saya perlu mendapatkan item penyembuhan. Jika tidak, saya tidak bisa bertarung lama.

Mm, saya akan tinggal di sini dan membunuh beberapa lagi. Setelah mendapatkan sekitar 50 tembaga, saya bisa kembali dan membeli beberapa ramuan. Dengan ramuan, aku bisa pergi lebih dalam ke hutan dan membunuh monster level lebih tinggi.

Kacha

Setelah membelah kepala Hyena itu, dua tembaga meledak keluar dan aku cepat mengambilnya dalam satu gerakan. Aku berpindah untuk membunuh lebih banyak monster. Setelah naik level, kekuatan serangan saya meningkat lebih besar dan membunuh Hyena terbukti lebih mudah dari sebelumnya. Hal ini cukup berguna.

Melintasi beberapa dataran, dan kemudian bergerak maju lagi, di kejauhan aku melihat beruang hitam di sekitar pohon. Beruang tersebut level 5 dan statistik serangan, pertahanan dan health semua sangat tinggi.

Aku menggenggam pedang sanagt erat, aku mengambil napas dalam-dalam. Mari kita coba membunuhnya, jika saya tidak berhasil membunuhnya saya dapat kabur! 

Sekitar 10 yard dari beruang hitam, beruang tersebut berniat menyerang dan datang berlari ke saya, Tubuh besarnya terbang melalui dataran. Bulunya berdiri dan mengangkat cakar siap untuk menyerang.

Pam

Darah segar berceceran di mana-mana. Pertempuran dalam permainan ini sangat realistis, bahuku mendapat luka besar dan darah menggenang berwarna merah. Sejumlah damage muncul -

{42}

Sialan, sakit!

Aku segera mengangkat pedangku untuk menyerang tetapi hanya menghasilkan 15 damage. Saya terus menyerang dan pada saat yang sama, cahaya suci [Hemostasis] bersinar turun pada saya, penyembuhan 50 kesehatan. Setelah abis cooldown, saya langsung menggunakannya lagi.

Gu

Beruang hitam tersebut dengan ganasnya membuka rahang dan menggigit dari lengan saya, meninggalkannya menggantung. Sekali lagi, itu menghilangkan serangan yang besar .

{82}

Ya tuhan, saya hanya bisa terkena sekali lagi.

Aku ketakutan dan dengan cepat mengambil ancang ancang dan berlari. Siapa di dunia yang cukup bodoh untuk tinggal di sana?

Setelah berlari untuk hidup saya, saya mengambil dua langkah mundur dan berhasil Aggro beruang hitam lagi. Dia berlari mengejar saya dan dalam waktu singkat di mana saya tidak diserang, aku mengangkat pedangku dan menyembuhkan diri untuk 50 HP dengan [Hemostasis] pada saat bersamaan. Aku terus menyerang beruang hitam dengan cara ini.

Ini hanya monster level 5, tetapi aku membutuhkan  waktu 30 detik penuh untuk mengalahkannya. Akhirnya, beruang hitam menjerit kematian. Aku hanya punya 41 HP lagi ketika itu berakhir.

Paafuu

Beruang itu jatuh ke tanah dan menghilang. Aku mendengar suara item jatuh tapi itu bukan denting jatuh uang tembaga. Wow, aku bahkan mendapatkan sebuah perlengkapan, tidak buruk. Itu tampak seperti wristguard (pelindung pergelangan tangan).

Bergegas untuk mengambil dan melihat, aku menyadari ini biasa.

[Black Bear Gloves] (White Equip)

Jenis: Armor

Pertahanan: 7

Diperlukan Level: 4

Armor, huh? Aku tidak bisa menggunakannya, jadi saya hanya akan menjualnya. Ini hanya sebuah white equip, jadi saya ragu ada orang yang menginginkannya.

Di tanah, ada juga 5 tembaga. Monster level tinggi jauh lebih berlimpah daripada Hyena. Aku mengambilnya, berbalik dan kiri. Saya tidak membunuh beruang lagi untuk saat ini, karena serangan mereka begitu tinggi dan aku sangat lemah. Saya tidak bisa mengambil pukulannya lagi. Saat ini, saya tidak menggunakan perlengkapan apapun selain pedang. Beberapa orang tanpa armor hanya akan terbunuh.

Aku terus membunuh Hyena. Pada level 3, membunuh monster level 3 menjadi jauh lebih mudah. Dalam hanya satu jam, saya mencapai level 4. Pada saat yang sama, Tasku 47 tembaga lebih berat. Tampaknya seperti akan meledak.

Melihat ke belakang saya, ada beberapa pemain berlatih di sini sekarang. Saya mungkin tidak bisa tinggal di sini terlalu lama. Aku akan kembali ke desa dan mengurutkan item saya, membeli beberapa ramuan, kemudian pergi mencari tempat level yang lebih tinggi.

Membawa pedang, aku berjalan kembali melewati dataran dengan menurunkan kepala. Pada saat ini, beberapa orang berjalan melewati dan level 6 barbarian membawa battle axe bergegas ke saya dan bertanya: "Hei, kawan. Di tempat berlatih ini, apakah anda mendapatkan perlengkapan yang dapat beserker gunakan? "

Aku diam-diam mengambil sarung tangan pelindung dari tasku saya dan berkata: "White Equip, tidak ada spesifikasi kelas, apakah anda mau?"

Orang Barbarian tersenyum: "7 pertahanan, huh? Menjadi seorang tank, tentu saja aku menginginkannya. Berapa harga kamu menjualnya? "

Aku melihat sekeliling. "Toko membelinya seharga 21 tembaga, bisakah anda membayar lebih dari itu?"

"Tentu saja!" Barbarian itu tersenyum gembira. "Aku akan memberimu 50 tembaga, bagaimana?"

"Oke, setuju!"

Setelah beberapa detik kemudian, aku berjalan pergi dengan pedangku, Di tasku hampir 100 tembaga, atau sebuah perak.

Kembali ke Desa Straw Dog, saya mengambil level 2 armor yang saya dapatkan dari membunuh para Hyena, serta kulit mereka dan white equip lainnya dan menjual mereka semua. Akhirnya, tasku memiliki 121 tembaga! Aku mengambil melihat-lihat toko. Level 2 tunik, +2 pertahanan, 70 tembaga. Itu terlalu mahal. Tidak, terima kasih, aku hanya akan menunggu monster untuk menjatuhkan beberapa perlengkapan.

Aku mencapai toko ramuan. level 1 ramuan biru menyembuhkan 50 MP dengan biaya 5 tembaga masing-masing. Dalam satu napas saya membeli 23 dan memperbaiki pedang saya. Sekali lagi saya bangkrut, akhirnya hanya memiliki 1 tembaga. Kembali lagi, aku seperti pemula.

Meninggalkan tempat, perjalanan saya untuk menjadi pendeta petarung telah dimulai!
Novel Zhan Long 7 - Menciptakan Sebuah Skill Bahasa Indonesia

Novel Zhan Long 7 - Menciptakan Sebuah Skill Bahasa Indonesia

Novel Zhan Long 7 - Menciptakan Sebuah Skill


Berjalan kembali menuju  pintu masuk desa, aku berhenti sebentar walau pada akhirnya malah  terdorong-dorong dari belakang oleh para berserker dengan battle axe mereka. Orang-orang ini pastinya amat bersemangat untuk membunuh Grass Dog…

Tetapi kekuatan serangku tidak seperti kelas yang lain, jadi aku menahan keinginan untuk ikut-ikutan.
Melihat menu status, aku menyadari bahwa sistem memberiku 10 poin status pada level 1. Aku memasukkan semuanya pada status ‘Strength’.Tentu saja, inilah caraku  bertarung. Aku akan menghadapi dunia dengan kemampuanku sebagai penyembuhanku sebagai healer dan kekuatanku untuk bertarung. Ini adalah jalanku menuju kesuksesan!

Aku harus melakukan ini semua dengan santai dan sabar. Tidak mungkin aku bisa menyampah monster-monster yang ditarget oleh para berserker dan swordsman yang menambahkan semua stat mereka ke ‘strength’, itu sama saja dengan bunuh diri.  Aku melihat di sekitar desa dan melihat-lihat ‘quest’ apa yang bisa aku dapatkan. Sembari menjalankan quest aku juga akan pergi membunuh Grass Dog,tentu saja hal ini seumpama dengan pepatah membunuh dua burung dengan satu batu!

Di desa kecil ini, terdapat sebuah sumur yang tepat berada di tengah alun-alun. Disamping sumur tersebut itu terdapat serpihan serta pecahan batu. Setiap batu terpisah dari yang lainnya, namun secara bersamaan mereka terhubung dan membentuk sebuah susunan yang unik.

Aku pandangi batu-batu itu selama hampir 5 menit hingga akhirnya aku sadar – ini kan aliran tujuh bintang ! Tentu saja, tidak salah lagi, ini jelas-jelas adalah susunan batu yang melambangkan aliran tujuh bintang! Dulu ketika aku masih berlatih bersama pak tua itu, aku harus mempelajari gerakan dari aliran pedang tujuh bintang , masa lalu itu benar-benar penuh penderitaan.Dalam permainan ini, ternyata ada juga aliran itu. Hal ini memastikan sesuatu – diantara perancang game ini, pasti terdapat orang yang benar-benar mengerti teknik pedang. Jika tidak, mana mungkin aliran tujuh bintang ini ada di game.

Aku tertarik dengan susunan batu-batu tersebut, aku tidak dapat menghentikan ras penasaranku untuk mendekati tempat pijakan dan menghadapi cahaya berpendar misterius yang berpendar disana. Secara refleks, aku langsung menarik pedangku dan mulai melakukan tebasan-tebasan.

Clang

Walaupun aku seorang healer, aku tetap menambahkan seluruh 10 poin status kedalam ‘strength’, sehingga aku tetap mendapatkan tambahan kekuatan fisik yang cukup. Saat pedang dihunuskan, terpancarlah sebuah energi. Akuu sudah lama tidak merasakan hal seperti ini, siapa sangka bahwa dalam permainan ini aku dapat merasakan kedekatanku dengan ilmu pedang lagi.

Hatiku berdetak dengan kencang. Sial, jika benar-benar seperti ini, ditambah dengan informasi yang diberikan pada brosur, ini mungkin waktunya bagi aku untuk bersinar!

Clang

Tebasan kedua dari pedangku, kurasakan kedekatanku dengan pedang semakin bertumbuh.

Aku merasa linglung, tiada henti aku mengayunkan pedang berulang-ulang. Seluruh pikiranku terfokus pada permainan, perlahan demi perlahan aku masuk memahami jalan pedang. Terdapat kenikmatan tersendiri dalam hal ini apabila kamu benar-benar seorang ahli pedang.

Kurang lebih satu jam berlalu sejak aku bermain-main dengan pedangku, banyak pemula yang berkumpul disekitar dan memperhatikanku secara serius. Selain itu juga ada seorang berserker yang menggelengkan kepalanya melihat kelakuanku,selagi itu dia bergumam “Oi, walaupun ‘game’ mengatakan bahwa kau dapat membuat jurusmu sendiri, apa kau berpikir hal seperti itu mungkin? Hanya orang idiot seperti kau yang percaya dengan rumor bodoh itu. Padahal mukanya ganteng maksimal sepertiku, tapi kok IQ nya jongkok yah..

Aku tidak menunjukkan ekspresi apapun dan melanjutkan ayunan pedangku. Seperti ini saja, hal disekitar tertelan dalam konsentrasiku.

Dalam sekejap mata, waktu berlalu. Hari pun sudah  petang. Dari tadi aku tidak mendapat perkembangan apapun. Aku tetap merasa seperti akan mencapai sesuatu tetapi hal itu tidak terjadi. Aku melanjutkan latihanku hingga jam 8 malam, sampai akhirnya suara telepon diluar berbunyi. Telepon tersebut terhubung dengan sistem permainan dan memperlihatkan nomor telepon Lin Wan Er.

“Li Xiao Yao, Xiao Yue dan aku akan offline untuk makan malam, mau ikut?”

Aku sangat bersemangat saat mendengar itu. “Aku akan pergi dengan kalian. Aku juga belum makan sejak siang… maksudku, aku perlu melindungi kalian…”

Lin Wan Er tertawa dan melanjutkan pembicaraan: “Oke, datang saja kesini, nanti saat kami melihatmu, kami akan langsung turun.”

“Oke!”

Keluar dari game didalam daerah kota seharusnya memberikan jaminan keaman karena kota termasuk dalam safe zone.

Kulepaskan helmku, aku melihat keatas tempat tidur tingkat dan melihat bocah kacamata gemetaran seperti orang terkena stroke atau sejenisnya. Ia seharusnya sedang menaikkan levelnya. Aku tidak perlu mengganggunya dan langsung menuju tempat Lin Wan Er untuk makan.

Diluar, aku sampai di asrama wanita dan tidak lama setelahnya Lin Wan Er yang anggun tiba bersama Dong Cheng Yue, yang membawa tas tangan putih. Walaupun jarak kami masih jauh, Dong Cheng Yue berteriak dengan lebih bersemangat daripada Lin Wan Er: “Hai, Xiao Yao!”

Aku mengangguk dan tersenyum: “Selamat malam, dimana kita akan makan?”

“Ayo, kantin nomer 1 lagi? Setelah kita kembali, kita dapat melanjutkan menaikkan level. Pada 1 september kita sudah mulai kuliah, jadi kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk fokus pada permainan!”

“Mm.”

Di kantin, kami memesan beberapa makanan goreng, dan kami bertiga duduk disana saling berhadapan, menunggu makan malam kami. Kedua wanita ini juga sangat kelaparan,suara perut mereka sampai terdengar. Rasanya seperti mereka ingin memakanku juga.

Lin Wan Er melihat teleponnya, bersandar pada bagian belakang kursi. Rambutnya yang panjang terurai melewati bahunya. Pada waktu yang singkat itu, ia membuat semua orang melihatnya dengan terpikat. Aku juga melihatnya dan kemudian mengatakan pada diriku: Jangan lupa, aku perlu menghargai perintah Lin Tian Nan juga.

Setelah beberapa saat, Lin Wan Er menaikkan kepalanya untuk melihatku dan berkata: “Li Xiao Yao, hingga sore ini, level berapa kamu?”

Xiao Yao: “Level 1, aku tidak memiliki experience sama sekali.”

Lin Wan Er terkejut dan mulutnya menganga. “Itu tidak mungkin, bukan? Tidak membunuh satupun monster atau mendapatkan experience, apa yang kamu lakukan? Bahkan jika kamu hanya menjadi ‘carrier’ untuk kami, paling tidak kamu  memerlukan stamina yang cukup untuk kembali ke kota. Jika seperti itu, bahkan monster kecil di perjalanan ke kota dapat membunuhmu…”

Aku menggosok hidungku, malu mendengar perkataannya. Kemudian aku berkata: “Sebenarnya… sebenarnya aku hanya menikmati kebebasan yang permainan ini berikan, saat ini aku belum terbiasa kepada 97% perasaan nyata dari permainan ini.”

“Haa… dasar pemula !” Lin Wan Er sambil tersenyum.

Dia pasti sudah mencapai tujuannya dan merasa sangat puas saat ini, sampai-sampai menertawakan ku. Aku tahu kalau wanita ini pernah menyimpan dendam… atau tidak lagi? Kurasa itu tidak sepenuhnya benar, mengingat aku secara langsung melihat ‘semua’nya <(“) pada hari itu. Dengan kepribadiannya sebagai kaum borjuis, Lin Wan Er tetap tidak langsung membunuhku saat itu juga dapat dianggap bahwa dia telah memaafkanku.

Dong Cheng Yue juga melihatku dengan terkejut. “Xiao Yao, kamu benar-benar unik…”

Aku mengangguk dan tersenyum, berkata: “Cheng Yue, level berapa kamu dan nona?”

Dong Cheng Yue mengerucutkan bibirnya sedikit: “Kami baik-baik saja, aku level 7 dan Wan Er level 6. Jujur saja, kamu tidak perlu menyebutnya nona, Wan Er tidak akan mempermasalahkannya. Panggil saja dia Wan Er…”

Lin Wan Er menatapku: “Tidak! Ia tidak boleh memanggil ku Wan Er!” (cundele)

“Aku mengerti, aku tidak akan memanggilmu dengan sebutan itu, nona.” kataku.

Dong Cheng Yue memandangku, kemudian memandang Lin Wan Er. Setelah itu, mukanya seperti orang yang mendapatkan suatu penglihatan, dia pun menutup mulutnya sambil tertawa: “Oh, sepertinya sesuatu telah terjadi pada kalian berdua. Tidak mungkin akan terjadi seperti ini jika tidak ada apa-apa…. Ahhhh, Wan Er, jangan mencubitku, baik, aku akan berhenti!”

Dua wanita cantik bercanda dan beberapa pria yang sedang makan terpesona. Bahkan mie yang ada di mulut mereka terjatuh.

Tidak lama setelahnya, makanan datang. Aku tidak mengambil banyak lauk, aku hanya makan makanan yang kupesan. Tetapi aku memakan tiga mangkok mie. Lin Wan Er melihatku dengan terkejut. Dia pasti berpikir aku makan terlalu banyak untuk seorang level 1. Kurasa, dia melihatku sebagai orang yang tidak berguna.

Pada jam 10 malam, telepon berbunyi dan nomor Lin Tian Nan muncul.

“Xiao Li, Bagaimana hari ini? Wan Er tidak menyulitkanmu kan?” Lin Tian Nan bertanya.

Aku menggelengkan kepalaku dan berkata: “Tentu tidak, nona memperlakukanku dengan baik, Tuan Lin tidak perlu panik.”

Lin Tian Nan tersenyum. “Mm, Sifat Wan Er sebenarnya lembut, tetapi… saat memiliki bodyguard untuk melindunginya, ia selalu melawan. Beberapa bodyguard yang aku sewa sebelummu tidak tahan dan menyerah. Aku harap kamu dapat bertahan dan melanjutkan pekerjaanmu…”

Aku tersenyum ringan dan berkata: “Jujur saja, tidak seberat itu. Aku hanya menemaninya makan, bermain, hal-hal kecil seperti itu. Setidaknya, aku dapat menangani hal-hal tersebut.”

Lin Tian Nan tertawa sepenuh hati terhadap reaksiku dan berkata: “Bagus. Bagaimana adaptasimu di permainan? Ranking berapa kamu pada permainan yang sebelumnya?”

Xiao Yao, “sekitar 3 juta lebih.”

Tian Nan, “Wow , cupu banget…”

Xiao Yao, “…”

Saat kututup telpon, aku baru sadar bocah kacamata telah logoff dan memasak mie instan. Ia sangat bersemangat, berkata: “Li kecil, bagaimana permainan dengan 97% perasaan nyata? Sangat keren bukan? Aku sudah level 4, tidak terlalu jelek kan? Level berapa kamu?”

Aku berkata tanpa ekspresi: “Level 1, bagaimana kamu dapat…”

Si kaca mata menyela: “Hahaha, Level 1? Wow, masih di level 1, seberapa banyak kamu terbunuh oleh monster?”

“Tidak banyak yang dapat aku lakukan, ya memang level 1. Aku adalah healer jadi aku tidak memiliki kekuatan serang…” Aku menjawabnya dengan tenang.

“Healer, class suportif ya? Walaupun kamu tidak dapat membunuh apapun, tetapi kamu bisa menyembuhkan dirimu. Pastinya kamu tidak bisa dibunuh kembali ke level 1 bukan? Li kecil, kamu ini benar-benar ‘noob’ spesial. Jangan khawatir, dengan saudaramu disini, aku dapat kembali dan membantumu menaikkan level. Aku pasti membuatmu salah satu dari 10 tertinggi di Destiny!”

Xiao Yao: “Dasar idiot!Memangnya kau bakal mati jika kau berhenti pamer ya?!”

Si Kacamata: “Haha!”

Malam itu, aku bermain sejam lebih, kembali untuk mencoba dan mencari perasaan dari jurus pedang spesial, tetapi tidak ada kemajuan juga. Meskipun begitu aku tidak khawatir. Bagaimanapun juga Ini hanya permainan. Walaupun aku tidak mendapatkan apapun, tidak ada alasan untuk terburu-buru. Pada jam 12, aku log-off dan tidur. Ini adalah jadwal yang diberikan kepadaku oleh Lin Wan Er.

Hari berikutnya, aku bangun pada jam 7 pagi, pergi keluar mencari makanan ringan, kemudian memberikannya pada Lin Wan Er dan Dong Cheng Yue. Sangat disayangkan aku tidak dapat keatas, karena penjaga asrama berteriak dengan buas: “BAJINGAN!!, jika kamu ingin masuk asrama wanita, kamu harus melewatiku!”

Aku cepat-cepat pergi dan pada saat yang sama, aku menyadari ada dua bodyguard muda di dalam kantor utama asrama. Dari pergerakan mereka, aku tau mereka bisa kung-fu. Mm, ini pasti rencananya Lin Tian Nan. Untuk anak perempuannya, dia menyewa bodyguard selain diriku.

Kembali ke asrama, aku login dan melanjutkan latihan pedang.

Dalam waktu singkat, hari hampir siang.Aku harus memperbaiki pedangku karena kugunakan untuk latihan, tetapi tidak ada sesuatu pun yang terjadi. Walau demikian, aku merasa sangat dekat dengan sesuatu, perasaan yang intens bahwa akan segera terjadi sesuatu .

Pada siang hari, aku berada diruang makan dengan Lin Wan Er dan Dong Cheng Yue lagi untuk makan siang.

“Sudah 24 jam…” Dong Cheng Yue tersenyum dan berkata: “Sepertinya, hampir semua pemain telah meninggalkan desa awal mereka dan level tertinggi saat ini adalah 12.”

Lin Wan Er memegang tangannya sambil makan, ia berkata dengan gembira: “Saat ini aku level 11!”
“Setelah ini, aku hanya perlu 2 jam lagi untuk mencapai level 11. Aku seorang penyihir tetapi kecepatan latihanku lebih lambat dari assassin. Wan Er, kamu memberiku terlalu banyak tekanan…” Cheng Yue berkata.

Lin Wan Er tersenyum, menunjuk kepada ku dan berkata: “Tidak apa-apa, orang itu dapat menghiburmu. Li Xao Yao, Level berapa kamu? Oh dan, ranking berapa?”

Aku sedikit ragu sebelum berkata: “Level 1, aku tepat diposisi ke-1.000.000.”

Wajah manis Lin Wan Er membeku, memandangku sangat terkejut. “Hanya ada satu juta pemain pada pembukaan permainan… kamu… kamu benar-benar mempermalukan Destiny!”

Aku terdiam sambil menggaruk hidungku

Dong Cheng Yue tersenyum sambil makan: “Tidak apa-apa, saat aku istirahat  aku akan datang dan membantumu.”

Aku mengangguk dan berkata: “Terima kasih banyak, Dong Cheng, kamu jauh lebih perhatian dan tulus daripada nona di sebelah sana…”

Lin Wan Er langsung menatapku tajam, aura pembunuh terpancar dan ia berkata: “Oh, bisa kau ulangi perkataanmu itu?”

Menggenggam erat sumpit, aku berkata: “Ayo, kita makan. Setelah makan kita dapat kembali dan meningkatkan level lagi.”

Jam 1 siang, di Desa Grass Dog.

Clang

Aku menebas untuk kesekian kalinya. Pada saat itu, pedang ku diselimuti oleh sebuah energi yang tidak berbentuk. Pada saat yang sama, tubuhku bergetar. Sebuah cahaya emas bersinar dari kakiku dan suara sistem berbunyi.

Ting

“Pemberitahuan Sistem: Selamat, kamu telah menyelesaikan latihan keahlian (TL: profisiensi/kecakapan)!

Kamu telah membuat sebuah jurus. Efeknya, saat kamu menggunakan pedang, kekuatan serangmu bertambah 10%. Berikan nama pada jurusmu!”

Novel Zhan Long 6 - Xiao Yao Menghadapi Dunia Bahasa Indonesia

Novel Zhan Long 6 - Xiao Yao Menghadapi Dunia Bahasa Indonesia

Novel Zhan Long 6 - Xiao Yao Menghadapi Dunia


Keesokan harinya pada pukul 11, masih tersisa 1 jam penuh sebelum ‘Destiny’ diluncurkan. Aku makan siang lebih awal dari waktu biasanya lalu duduk di kamar bersama dengan si bocah berkacamata, menunggu waktu untuk berlalu. Selain itu, aku berhasil mengetahui semua tentang si bocah berkacamata ini. Ternyata dia seorang operator situs online yang memiliki beberapa toko online yang menjual barang pasar gelap dan memiliki penghasilan hingga 10000RMB per-bulan. Dia membayar 3000000RMB untuk dapat berkuliah disini, di universitas Liu Hua, dengan alasan bahwa dia ingin menjadi orang yang berbakat dan berpendidikan. Tapi mau dilihat darimanapun bocah ini hanya ingin bermain-main disini selama 4 tahun dan mati membusuk setelah lulus.

Diatas meja, tergeletak sebuah majalah ‘Destiny’, disitu banyak terdapat informasi mengenai game itu. Aku membacanya sekilas, tidak ada info yang menarik. Tetapi, game ini memiliki satu desainer master, empat desainer eksekutif, dan 150 desainer lainnya. Setelah dilihat-lihat, salah satu desainer eksekutifnya terlihat familiar- ternyata itu Lin Cheng!

Aku agak kaget, kutatapi gambar itu. Jangan bilang kalau itu benar-benar si pak tua itu?

Aku langsung mengambil kursi, lalu duduk di depan komputer milik Tang Gu. “Hey bocah kacamata, aku pinjam komputermu sebentar ya.” Kataku.

“Ah , ada apa?” bocah kacamata kaget lalu dia berkata :”Kau boleh pinjam , tapi jangan bergerak tiba-tiba lagi seperti itu lain kali. Kau kenapa Li Xiao Yao?”

Aku membuka browser lalu dengan segera menelusuri web dengan memakai kata kunci ‘Destiny’ dan ‘Lin Cheng’.  Seperti yang kuduga, informasi pun muncul. Lin Cheng adalah salah satu designer penting dalam Destiny. Disitu juga ada fotonya dengan wajahnya yang selalu tersenyum itu. Aku tertawa tak percaya – ah ternyata beneran si pak tua tolol itu!

Bocah kacamata melihat kearahku, dia agak kaget. “Oh, kau lihat apa? Ini kan Lin Cheng, apa kau kenal dengannya?

Aku mengangguk tanpa mengatakan apapun. Mana mungkin aku tidak tahu tentang pak tua ini? Dari umur 14 tahun sampai 19 tahun, aku selalu bersama dia, terus menerus berlatih melatih tubuhku. Siapa sangka pak tua ini bergeser pekerjaan ke desain game dan mendesain game super populer ini?
Mengernyitkan alisku, aku berkata :’Hey kacamata, Destiny ini benar-benar game kan? Kenapa mereka sampai memilih pak tua ini menjadi salah satu anggota tim desain utama? Aku gagal paham nih….”

Si kacamata tecengir:”Jelas saja kau gagal paham <(“), saat Destiny diumumkan dulu, salah satu nilai jualnya yang utama yaitu mereka mengundang semua nama-nama besar dari setiap cabang profesi untuk ikut dalam tim desain. Contohnya saja, pandai besi terbaik, pemanah terbaik, bahkan ahli herbal dan ahli beladiri pun diundang. Game ini bisa dibilang sangat realistis. Aspek mental seperti perilaku dan semangat sangat berpengaruh di dalam game, lalu kau juga bisa membuat jurus dan aliranmu sendiri . Mau bagaimanapun game ini adalah surga bagi para maniak game.

“Menciptakan jurus dan aliranmu sendiri… “gumamku.”Jadi bisa begitu juga, huh?”

“Ngapa, kau seperti habis ngelihat hantu?” Bocah kacamata menyenggolku..

Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum, lalu aku berkata :”Tidak apa-apa, ayo kita siap-siap masuk ke Destiny.”

“Mmm, tunggu sampai levelku tinggi, nanti akan kubantu kau!”

“Bantu-bantu… bapakmu!fokus saja agar kau tidak disiksa monster. Dari informasi yang kulihat monster disini sangat buas, dan kalau kau mati sekali kau akan langsung kehilangan  satu level. Hati-hati sana!”

“Udah tahu lah, ranking ku di Conquer saja 7000+, tentu saja aku tergolong profesional. Mana mungkin aku gagal di Destiny?”

“Berhenti pamer lah”

Bibirku melipat membentuk senyuman ketika aku memikirkan yang dikatakan Dong Cheng Yue. Dia berada di ranking 79 di Conquer. Dia pastinya tergolong pemain level atas. Selain itu, Wan Er bahkan memiliki ranking yang lebih tinggi dari itu. Orang-orang ini pastinya menggunakan banyak uang di dalam game. Satu persatu dari mereka pasti mulai dan mulai menjadi semakin buas.

Pukul 11.50, aku mengenakan helm ku. Benda itu memindai irisku, mengkonfirmasi identitasku. Sudah kuduga benda ini tidak bisa menemukan informasi mengenai akunku yang sebelumnya, jadi aku harus buat akun baru dan memilih kelas. Terlebih lagi, hanya baru ada timer yang menunjukkan hitungan mundur sebelum peluncuran Destiny. Tidak ada yang bisa kulakukan untuk saat ini.

Aku menunggu dengan tidak sabar selama 10 menit , waktu terasa bergerak sangat lambat. Bocah kacamata bilang bahwa yang pertama masuk ke game akan dapat hadiah. Aku sejujurnya tidak peduli, lagipula tujuanku adalah membuat karakterku ganteng maksimal dan akhirnya mencapai tujuan hidupku selama ini – mendapatkan pacar.

“3!”
“2!”
“1!”

Akhirnya, seusai aku menghitung mundur, Destiny diluncurkan. Sebuah pemandangan berupa kuil yang hancur beserta reruntuhan muncul di depan mataku. Kameranya menyorot ke arah langit, sebuah matahari yang besar bersinar dengan terang ke arahku. Di kaki pegunungan terlihat sebuah zona perang. Teriakan kuda perang dapat terdengar. Ada ribuan anak panah melesat ke kejauhan dengan latar belakang sebuah pohon raksasa yang tumbuh hingga menembus angkasa, melewati imajinasi manusia. Satu demi satu orang-orang barbar yang memegang kapak tarungnya mengeluarkan teriakan buas, gigi-gigi mereka terlihat berantakan.

Di puncak gunung, seorang wanita belia nan cantik duduk, tubuhnya tertutupi oleh baju zirah. Dia memandang ke sekeliling zona perang dengan matanya yang indah dan tiba-tiba dia bangkit dari duduknya. Sepasang kakinya yang terlihat surgawi sedikit melekuk. Teng … Suara hempasan akibat lompatannya ke udara dapat terdengar. Seketika dia melayang menuruni puncak terjal, tangannya memegang ke sebuah payung. Swish.. payung berwarna merah darah terbuka lebar, menghentikan lajunya. Dia pun mengeluarkan pisaunya dan mulai menebas.

Tang

Pisaunya berkilauan seakan mengikuti gerakannya menutup jarak dengan grup orang barbar, dalam sekejap dia mengubah sekumpulan orang itu menjadi tumpukan daging. Seusainya, senyuman percaya diri tampak di wajahnya, dan dengan sekali tebasan pisaunya, zona perang itu terbakar dalam api yang membara yang dengan cepat membunuh segalanya.

Roaaarr!

Di tengah teriakan-teriakan buas, sebuah tubuh raksasa berdiri di depannya, menghalangi wanita itu dengan bayang-bayangnya. Itu adalah orang barbar spesial yang memegang sebuah kapak emas. Tentunya itu adalah pahlawan level legendaris orang barbar. Kapak itu di selimuti oleh api lalu ditebaskannyalah ke arah wanita itu.

Gerakan wanita itu amatlah cepat, dia melangkah kebelakang untuk menghindarinya. Bersamaan dengan itu dia meraih payung berwarna darah miliknya dan membukanya dengan sigap. Terbukalah payung itu dengan suaraswish menciptakan sebuah perisai pelindung. Bang.., sebuah peluru ditembakkan dari payung tersebut dan itu mengejutkan orang barbar dengan energi listrik. Tetapi kapak itu masih mencapai payung tersebut, terciptalah suara clang yang keras meninggalkan kepanikan ke dalam batin wanita itu.

Dia melebarkan pandangan dari matanya yang indah, di dalam pupilnya terlihat refleksi api yang menari-nari. Dengan sebuah tebasan dari pisaunya, dia meninggalkan sebuah luka potongan yang lebar di leher orang barbar itu. Dengan kasar dia membunuh orang barbar itu. Sesudahnya dia dengan bangga terbang ke atas menuju Pohon Dunia.

Tiba-tiba tampilannya mengecil, yang barusan itu pasti adalah potongan film pembukanya ya. Seluruh peta dalam permainan Destiny ditampilkan di layar. Di bagian selatan terdapat terdapat populasi manusia dengan tujuh kota utama mereka. Ditengah ada Samudera Bu Gui yang ditinggali oleh Sea Nymph. Daerah Utara sama sekali belum terpetakan, ikon monster seperti naga, undead dan orang barbar terlihat.Beberapa saat kemudian muncul sebuah kata-kata besar di langit – Destiny. Tampilan game ini benar-benar menakjubkan.!

Setelah itu, sebuah menu muncul dan di peringatan sistem tertulis : “Silahkan pilih ras-mu!

5 ras muncul di depan wajahku, antara lain manusia, undead, moon spirit, barbarian, dan elf. Aku mengecek mereka satu persatu, aku pun mulai berpikir : Undead terlihat terlalu jelek, ini jelas-jelas berlawanan dengan tujuanku membuat karakter yang ganteng maksimal. Moon spirit terlihat menggairahkan, tapi hanya untuk perempuan saja karena nama lengkap ras nya adalah moon spirit girl. Barbarian terlihat terlalu kasar. Wind elf punya sayap yang bisa dipakai terbang, tapi mereka terlihat terlalu ringan dan gampang mati. Ujung-ujungnya aku memilih ras manusia. Ras manusia kelihatan tamfan karena mereka mirip dengan manusia asli.

Aku mengonfirmasi pilihan ras manusia, setelah itu sistem menampilkan sebuah gambar pria yang dengan perlahan berubah wujud mengikuti bentukku. Dia mengenakan sebuah pakaian orang desa yang sederhana sambil membawa sebuah pedang kayu. Sejujurnya dia sudah terlihat lumayan tamfan jadi tidak kurubah-rubah karakter itu.  Setelah itu di peringatan sistem tertulis : Silahkan pilih kelasmu!

Tidak ada yang perlu dibicarakan disini, kelas yang kuinginkan adalah healer. Setiap-tiap  healer menyediakan kemampuan penyembuhan, yang bisa dibilang adalah aspek paling penting di dalam permainan!

Aku tersenyum ringan, namun setelah kupikir-pikir tentang caraku melatih levelku dan healing milikku, kupikir aku tidak memikirkan cara bertahan hidup jangka panjang…

Persetan lah. Aku mengonfirmasi pilihan kelas healer, didepanku muncul karakter dalam pakaian kain, dengan tinggi kurang lebih 1.8m. Aku terlihat sesuai dengan karakter ‘tinggi, ganteng dan sugih’.

Peringatan sistem menampilkan tulisan berbeda lagi, sekarang disitu tertulis : Silahkan masukkan namamu!

Bagian ini sudah kupikir sejak dahulu kala.

Sebuah panel muncul di depanku dengan kotak teks di dalamnya, memintaku untuk memasukkan nama-

Diao Chan dari cerita Three Kingdoms.

Ding

Peringatan sistem : Nama yang anda pilih sudah terpakai!

Aku mengepalkan tanganku lalu berkata :”Gimana bisa, nama bego gitu sudah ada yang pakai duluan!

Tak apa-apa, aku sudah memikirkan nama pengganti jikalau nama yang pertama sudah dipakai. Kali ini aku mengetikkan huruf-hurufnya-

Nona, tolong berhentilah.

Ding

Peringatan sistem : Nama yang anda pilih sudah terpakai!

Lagi-lagi peringatan sistem, hatiku hampir hancur berkeping-keping, ini sulit sekali rupanya, nama yang mau kupakai sudah diambil! Melanjutkannya, aku mengetik nama lain. Kali ini aku membuatnya terdengar tidak terlalu keren, semoga ini belum diambil.

Xiao Yao Menghadapi Dunia

Peringatan sistem : Nama yang anda pilih sudah terpakai!

“A..pa..?”

Aku hampir memuntahkan darah. Aku mengertakan gigi-gigiku, memfokuskan pikiranku dan menentukan untuk memakai nama yang sudah kupakai sejak lama namun pada akhirnya kulupakan.
Xiao Yao Zi Zai

Ding

Peringatan sistem : Nama yang anda pilih belum digunakan, apakah anda ingin menggunakan nama ini?

Ohh, akhirnya. Aku berhasil memilih sebuah nama, siapa yang peduli dengan nama yang lainnya?
Setelah menekan tombol konfirmasi, sebuah karakter tercipta. Peringatan sistem: Apakah anda ingin langsung masuk ke dunia game?

Setelah memilih ‘yes’ , shooo , seberkas cahaya membutakanku selagi aku memasuki dunia ‘Destiny’. Cahaya berkilauan melesat melalui diriku, dan tidak beberapa lama aku berada di sebuah pijakan yang hancur. Melihat kesekitar, terdapat banyak pilar-pilar hancur. Didekatku banyak pemula yang juga kebingungan. Peringatan sistem : Anda telah ditempatkan di Desa pemula ke-19, [Desa Straw Dog]

Desa Straw Dog, nama yang bagus!


Berdiri di atas pijakan, aku tidak terburu-buru meninggalkan tempat ini. Disampingku, segerombolan orang  mengeluarkan pedang mereka dan berlari ke tanah lapang disekeliling desa. Mmm, kelihatannya mereka benar-benar ingin melatih level mereka.

Mengucapkan kata-kata ‘Player Information’, seketika muncul sebuah tampilan yang penuh dengan informasi di depanku. Jelas, ini pasti adalah status pemain.

Xiao Yao Zi Zai (Healer Pemula)

Level: 1

Serangan: 1-1

Pertahanan: 2

Health Points: 100

Magic Points: 50

Charm: 0

Kekuatan serang yang luar biasa , 1-1. Bisakah aku membunuh ayam dengan ini? Seriuslah game…

Di tanganku terdapat sebuah tongkat kayu tua yang rusak. Kulihat terus-menerus benda ini. Mm, kelihatannya kekuatan serang 1-1 gara-gara senjata sampah ini. Berjalan-jalan, aku memutuskan untuk tidak membunuh monster. Lagian aku juga tidak yakin bisa membunuh satu monsterpun. Sebagai seorang healer, aku harus mencari banyak informasi. Aku tidak akan ikut dengan kumpulan pemula di luar yang mencoba membunuh grass dog.

Aku berjalan ke arah pandai besi, seorang tinggi dan berotot menyapaku. Dia tersenyum dan berkata :”Anak muda, apakah kau mau membeli senjata?”

Aku menganggukkan kepalaku, kulihat satu persatu barang-barang yang terpampang. Ada sebuah pedang logam yang hanya butuh level1 untuk di gunakan dan benda itu punya kekuatan serang 1-3. Tetapi, harganya 15 koin tembaga dan aku hanya punya 10 di kantongku. Sialan memang!

Setelah berpikir untuk beberapa saat, aku akhirnya memutuskan. Kupegang tongkat kayuku lalu ku jual untuk 7 koin tembaga. Akhirnya aku punya 17 koin tembaga sekarang dan dengan senang kubeli pedang itu. Pedang itu bukan pedang berkualitas tinggi, dan syarat pemakaian dan syarat statusnya juga tidak tinggi. Terserahlah, aku seorang healer, ada waktu ketika aku harus bergantung pada pisauku saat melakukan operasi, dan adakala aku harus bergantung padanya untuk mendapatkan makan. Lagipula kekuatan serang pedang ini lumayan.

Dengan pedang di tanganku , aku berjalan ke depan.

Novel Zhan Long 5 (Lima Ras Utama) Bahasa Indonesia

Novel Zhan Long 5 (Lima Ras Utama) Bahasa Indonesia

Novel Zhan Long 5 - Lima Ras Utama


Pada siang itu, aku sedang bercakap-cakap melalui telpon dengan Lin Tian Nan. Isi percakapan itu cukup sederhana – Dia akan mengijinkanku berada dekat dengan Lin Wan Er untuk melindunginya. Selanjutnya, aku harus menyingkirkan semua laki-laki di sekolah yang mencoba mendekati Lin Wan Er, tanpa pengecualian. Apabila aku tidak bisa melakukaknya, aku harus langsung melaporkannya pada Lin Tian Nan. Dan perintahnya yang terkahir yang benar-benar dia tekankan padaku adalah, aku tidak pernah boleh memendam perasaan pada Lin Wan Er. Akan tetapi dia juga merasa bahwa Lin Wan Er akan memandang rendah diriku sehingga dia tidak perlu khawatir tentang itu. Hal itu cukup mengoyak perasaanku.

Asrama Universitas Liu Hua cukup bagus. Setiap ruangan diperuntukkan untuk dua orang penghuni, selimut, kebutuhan sehari-hari dan barang-barang lainnya diberikan kepada kami dalam satu set. Selagi aku duduk diruangan besar ini, aku mulai berpikir kenapa kapten Wang benar-benar ketat soal biaya sekolah, jelas tidak mungkin biaya sekolah disini kurang dari beberapa puluh ribu.

Pada waktu makan siang, aku mengunjungi asrama wanita 1. Beberapa saat kemudian, Lin Wan Er turun dari ruangannya, diikuti dengan seorang gadis dengan pakaian berwarna hijau. Wajahnya cantik, paling tidak cukup untuk mencuri perhatian beberapa orang di dalam kerumunan. Sayangnya dia berdiri di samping Lin Wan Er, yang jelas-jelas sulit untuk ditandingi. Dari kejauhan aku berpikir :”Gadis ini mencari teman yang salah!”

Setelah itu kedua gadis ini berhenti di depanku, Lin Wan Er melihat ke arahku sebelum berkata , “Ayo pergi makan!”

Aku menutup rapat mulutku, tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Statusku disini mengingatkanku bahwa aku bukanlah bagian dari keluarga kaya yang dapat mengirim anaknya untuk bersekolah disini. Keberadaanku disini hanyalah sebagai pengawal Lin Wan Er.

Mengejutkannya, gadis cantik yang ada di samping Lin Wan Er ini terus melihatku dengan tatapan aneh. Lalu dia menghantarkan tangannya ke arahku lalu tersenyum dan berbicara : “Kau pasti Li Xiao Yao yang dibicarakan oleh Wan Er kan? Dia sudah menceritakan tentangmu padaku. Aku teman sekamarnya, Dong Cheng Yue. Senang berkenalan denganmu!”

Aku berjabatan tangan dengannya sambil mengangguk dan tersenyum. “Senang bertemu denganmu Dong Cheng.”

“Berapa umurmu Xiao Yao?” Dong Cheng tiba-tiba bertanya.

Aku sedikit gemetar untuk menjawabnya : ”ermm,.. 21…”

“Kalau dilihat dari tampangmu itu jelas tidak mungkin kan?” dia bertanya dengan jahil sambil memiringkan kepalanya.

Aku mengepalkan tanganku dengan keras : ”B-baiklah, umurku 23.”

“Itu juga tidak terdengar benar, kau lebih cocok terlihat seperti orang yang sudah menyekolahkan anaknya disini.”

Dong Cheng Yue terus-terusan meledekku, hingga akhirnya Lin Wan Er menghentikannya, lalu berkata : “Sudah ah, jangan meledek dia terus, Cheng Yue. Apa lagi yang mau kamu ledek dari pria membosankan ini? Ayo kita pergi makan secepatnya agar kita dapat langsung bersiap-siap. Besok adalah pembukaan official game “Destiny”, kita harus mendapat posisi teratas secepatnya!”

Dong Cheng Yue tersenyum dengan ceria, lalu berkata : “Baiklah , baiklah. Tapi aku menganggap Li Xiao Yao cukup menarik lho.”

Aku tersenyum mengejek dan berkata : ”Kau terlalu memujiku Dong Cheng. Di kantin mana kita akan makan?”

“Nomor 1!”

“Baiklah”

Dua gadis cantik ini berada di depanku, mereka mengobrolkan topik-topik yang berhubungan dengan sekolah dengan sangat bersemangat sambil tersenyum dan tertawa. Lin Wan Er sedang tersenyum, aku memutuskan untuk melihat sedikit, hatiku langsung menari-nari karenanya. Wajahnya benar-benar cantik ketika tersenyum.

Di ruang makan, Lin Wan Er duduk bersama Dong Cheng Yue di sisi berlawanan dariku, sedangkan aku duduk sendirian. Mereka berdua ingin makan siang model barat. Sedangkan aku memesan dua porsi nasi omelet dan satu porsi Xie Huang Geng. Aku bisa memesan sebanyak itu karena Lin Wan Er memakai kartu kredit gold miliknya dan membayar semua makanan yang dipesan. Terimakasih Tuhan, aku tidak perlu membayar makananku sendiri selama menjadi pengawal. Aku bisa menyimpan uangku upahku untuk membelikan Xiao Lang, Lao K dan Hu li helm “Destiny” agar kami dapat bersama-sama bermain dan membangun kembali tim Zhan Long. Dan nanti kami akan mendapat ketenaran dan kekuasaan sekali lagi.

Hmm, tapi sejujurnya tim Zhan Long tidak pernah punya sesuatu seperti ketenaran dan kekuasaan….

“Xiao Yao~” Dong Cheng Yue melihat kearahku sambil tersenyum, dia lalu berkata : ”Aku dengar dari Wan Er kalau kau punya helm game juga, kau akan menemani Wan Er di dalam game juga kan?”
Aku mengangguk dan berkata :”Yaa, ID pemainku adalah 000747, ini cukup berada di urutan awal ya?”

Lin Wan Er mengerutkan bibirnya. “Ayah membuat orang mengantri berhari-hari hanya untuk mendapatkan helm itu, jelas saja benda itu ada di urutan awal. Kami sebenarnya ingin mengirimkan helm itu kepada seseorang sebagai kado, tetapi dia sudah lebih dahulu membelinya, jadi kau lah yang cukup beruntung dalam hal ini.”

Dong Cheng Yue bertanya kepadaku sambil tersenyum, “Xiao Yao, apa kau pernah main game sebelumnya?”

Aku mengangkat jari telunjukku lalu berkata : “Pada 2014, ada game yang memamerkan tingkat realisme sebesar 27% kan? Game itu berjudul Conquer dan aku dulu pernah memainkannya.”

“Oh, benarkah?” Sepasang mata Dong Cheng Yue yang indah terbuka lebar karena terkejut, dia pun bertanya :”Aku juga pernah bermain Conquer sebelumnya, apa nama karaktermu dulu dan urutan berapa dirimu di ranking server?”

Aku membalas tanpa ragu :”Lupakan saja tentang nama, aku saja si pemiliknya tidak ingat. Yang bisa kuingat adalah urutanku berada di nomor 3.970.000.

Dong Cheng Yue tersenyum lagi dan berkata : ”Setahuku bukannya Conquer punya 5 juta pemain kan? Kalau begitu berarti kau pemain kelas bawah dong?’

Aku mengangguk, “Tentunya..”

Di wajah cantiknya Lin Wan Er terlihat sedikit tanda kekecewaan. Lalu dia berkata: ”Wuuu…, jadi helm edisi terbatas yang kuberikan padamu sama saja terbuang sia-sia? Aaah,….”

Dong Cheng Yue sambil tersenyum menepuk pundak Wan Er lalu berkata :”Setiap orang punya harga dirinya sendiri, kau jangan seperti itu….. Xiao Yao, kita akan bermain Destiny bersama-sama, apa rencanamu nanti di dalam game? Dari lima ras dan sembilan kelas, apa yang akan kamu pilih?”

“Baiklah… sejujurnya aku belum mengecek informasi sama sekali.” Aku menjawab.

Lin Wan Er menjadi sedikit kesal. “Kamu bahkan belum melihat informasi sama sekali dan dengan tanpa malu menerima helm yang kuberi?”

Aku tersenyum canggung dan berkata : ”Tidak perlu cemas, kalau aku bermain nanti aku bisa langsung membaca tentang ras dan kelas yang tersedia dan aku akan tahu kelas apa yang akan kuambil saat itu juga. Dong Cheng, bagaimana kalau kau yang jelaskan pada kami tentang ras dan kelas yang ada?”

Dong Cheng Yue terlihat seperti seorang maniak game, dia mengingat-ngingat dengan serius :”Lima ras yang ada antara lain manusia, wind elves, barbarian, undead dan moon elves, kalau soal kekuatan barbarianlah ras dengan kekuatan tebesar. Wind elf bagus untuk serangan jarak jauh, moon elf cocok untuk pertarungan yang berdurasi panjang. Undead memiliki 15% bonus kekuatan seranga yang dianggap paling berbahaya. Manusia yang paling normal dari semua ras tetapi bisa memilih kelas apapun.”

Aku mengangguk : ”Bagaimana dengan kelas?”

Dong Cheng Yue mengedipkan matanya sesudah itu dia tersenyum dan berkata :”Sembilan kelas antara lain adalah ahli pedang, penyihir, berserker, ksatria, assassin, healer, ahli tembak, pemanah dan biarawan. Kau sudah pasti bisa mengerti apa pekerjaan masing-masing kelas tersebut karena kau sudah pernah bermain game sebelumnya. Ah, kalau begitu ras dan kelas apa yang akan kau ambil?”
Aku menarik nafas panjang sebelum berbicara:”Itu mudah. Aku akan memilih kelas support, kelas yang dapat melakukan penyembuhan. Kurasa aku kan menjadi healer? Kelas yang benar-benar hanya sebagai support.

Dong Cheng Yue tersenyum lebar:”Yaa, healer bisa menyembuhkan orang lain, pastinya itu akan menjadi kelas yang populer. Kukira kau mau memilih kelas seperti ahli pedang, ksatria atau berserker, ya kelas semacam itu lah. Aku dengar anak laki-laki di kelas kita akan banyak yang memilih kelas-kelas kasar seperti itu.”

Sambil berkata seperti itu dia melihat ke arah Wan Er dengan jahil lalu berkata :”Wan Er, disini ada laki-laki yang bersedia menjadi kelas support untukmu, mestinya langsung saja kau nikahi dia.”

Lin Wan Er membalas tanpa ekspersi : “Kalau kau mau silahkan saja. Aku tidak suka dengan hal itu.. Li Xiao Yao, aku tertarik bagaimana kau bertahan hidup di awal permainan dengan memilih kelas healer. Seorang laki-laki meilih kelas support, aku akan lihat seberapa mampukah dirimu.

Tentu saja, aku mengerti hal yang dimaksud oleh Lin Wan Er. Healer tidak punya kekuatan serang, kau pastinya akan membutuhkan seseorang untuk menolongmu di awal permainan. Kalau seorang gadis yang mengambil kelas itu dia bisa diam berdiri di desa permulaan sambil memohon dengan manis :”Kakak, maukah kau menolongku menaikan level? Tentunya, beberapa pria pasti menolongnya. Kalau seorang laki-laki yang mengambil kelas seperti ini kecuali dia setampan artis Korea, pastinya dia hanya akan terdiam sambil memukuli benda-benda dengan tongkat kayu.

Tetapi, hatiku sudah siap untuk semua itu sehingga aku tidak cemas akan apapun.

Dengan percaya diri aku bilang ke Wan Er :”Tidak usah cemas, aku pasti bisa melakukannya.”

Lin Wan Er mengerutkan bibirnya sedikit. Dia tidak bicara apapun, pastinya dia tidak percaya padaku.

Dilain pihak Dong Cheng Yue berkata dengan senang: Aku sudah menentukan untuk menjadi seorang penyihir – kelas yang tidak punya kalah soal kekuatan fisik. Kelas ini adalah kelas pengguna sihir versi Destiny. Wan Er menentukan bahwa dia akan menjadi assassin, jadi kami berdua bisa bergantian dalam pertarungan jarak jauh maupun dekat untuk menaikan level. Kami pasti bisa mencapai urutan atas secepatnya!”

Aku mengangguk dan berkata :”Mm, semoga beruntung kalian berdua!”

Setelah selesai makan, kami keluar ruangan dan berjalan dengan santai. Banyak murid yang terlihat berjalan ke arah kami.

Beberapa menit kemudian, seorang laki-laki tiba-tiba menunjuk ke arah kami seperti melihat hantu, dia lalu berteriak :”A…aku tidak salah lihat kan? Gadis itu.. bukannya itu Lin Wan Er, bintang yang lima bulan lalu memutuskan untuk berhenti dari dunia hiburan.

Setelah itu, beberapa laki-laki melihat ke arah kami, mereka mengangguk: “Ya! Itu benar Lin Wan Er! Wow! Siapa sangka Lin Wan Er bersekolah di Universtias Liu Hua, aku sangat beruntung!”

Beberapa murid pria tiba-tiba maju mendekat, mereka berbarengan berteriak :”Apakah itu kamu Lin Wan Er? Kita… bisakah kita meminta foto? Aku fans terbesarmu, aku benar-benar cinta dengan lagu [Heart of Time] mu!”

Lin Wan Er terlihat sedikit malu dan berbicara dengan lembut :”Maaf, aku sudah berhenti. Aku hanya ingin menuntut ilmu di tempat ini.”

Swish

Dengan sigap aku berdiri di depan Lin Wan Er, kurentangkan lenganku dengan lebar, menahan beberapa laki-laki sekaligus. Aku tersenyum sambil berkata :”Maaf, nona Wan Er sedang tidak ingin diganggu, jadi harap kalian hargai keinginannya sebagai teman satu sekolah!”

Salah seorang dari mereka marah, dia berteriak :”Memangnya siapa kau? Memang kau punya hak untuk bicara disini? Pergi sana!”

Aku tidak bersuara, tetapi aku sedikit menyentakkan tanganku, terdengar suara uh dari beberapa laki-laki yang terdorong mundur kebelakang. Setiap dari mereka berdiri disana dengan ekspresi panik. Mereka bahkan tidak tahu bagaimana mereka dapat terdorong mundur.

Berdiri dengan tegak disitu, aku tidak berbicara sedikitpun. Aku tidak akan membiarkan an ada orang tak dikenal mendekati Lin Wan Er, itu merupakan perintah terpenting dari Lin Tian Nan.

Dong Cheng Yue terkekeh-kekeh di belakang, lalu dia berkata :”Wooh, Xiao Yao ini lumayan juga rupanya.”

“Ayo kembali ke asrama?” aku memberi saran.

“Baiklah”

Lin Wan Er Berdiri di daerah asrama wanita, kemudian dia melihat kearahku sambil berbicara :”Li Xiao Yao, sarapan dan makan siang besok akan dikirim langsung ke ruangan kita masing-masing, kamu tidak perlu datang. Jam 12 besok “Destiny” akan dibuka, jangan kecewakan aku.”

“Aku mengerti” kataku sambil mengangguk.

Ketika Lin Wan Er sudah kembali ke asrama , begitu jugapun aku. Sambil berjalan melalui koridor yang menghubungkan kedua asrama kami, aku mengusap keringat di dahiku. Aku tidak tahu pekerjaan apa yang dulu dia miliki sehingga punya sangat banyak fans. Perjalananku di depan nanti masih panjang dan pastinya sulit!

Memasuki ruang tidur, aku terlebih dahulu membuka pintu dan menemukan sebuah diari di atas meja. Ada seorang laki-laki yang sedang duduk di atas kasur yang berada di sisi berlawanan dengan kasurku. Ini pasti teman sekamarku.

Teman sekamarku menaikkan pandangannya, kacamatanya yang tebal memantulkan cahaya ke arahku. Dia tersenyum lalu berkata :”Kau pasti teman sekamarku kan, Li Xiao Yao? Senang berkenalan denganmu, namaku Tang Gu, tapi kau bisa panggil aku Ah Gu.”

Aku mengangguk lalu berkata : “Mm, senang berkenalan denganmu bocah berkacamata.”

“Tolong gunakan namaku, Tang Gu!”

“Baiklah”

Umur si bocah berkacamata pastinya diatas 25 tahun, bisa dilihat dengan banyaknya kerutan di dahinya. Aku berangan berapa banyak uang yang dibayarkan orang ini ke sekolah sampai mereka mau menerimanya, hahaha benar-benar sampah.

Bocah berkacamata menarik kursi lalu duduk diatasnya. Wajahnya benar-benar bersmangat, dia pun mulai berbicara “Baru saja aku berada di kantin dan melihat kau sedang duduk dengan Lin Wan Er. Sebenarnya apa hubunganmu dengannya? Hohoho, kalau kau kenal dengan Lin Wan Er, pasti kau orang yang sangat beruntung!”

“Beruntung bagaimana?” Aku bertanya dengan sedikit bingung “Memangnya siapa sebenarnya Lin Wan Er itu?”

“Oh Tuhan!”

Bocah berkacamata menggebrak meja, dia pun berkata :”Kau bahkan tidak tahu? Lin Wan Er…. dua tahun lalu ketika umurnya masih 17 tahun dia meluncurkan single lagu yang hit berjudul [Heart of Time] yang mengguncang seluruh benua Asia. Sejak saat itu dia dikenal sebagai seorang dewi. Dia itu idola impian banyak laki-laki. Siapa sangka kalau dia datang ke Universitas Liu Hua untuk belajar.”

Aku terkejut :”Jadi…. dia bisa nyanyi?”

Bocah berkacamata memuncratkan darah di depan layar komputernya..

Novel Awakening Bahasa Indonesia chapter 1 - chapter 2

Novel Awakening Bahasa Indonesia chater 1 - chapter 2


Tokyo, Jepang. Di sebuah SMA.

“Tolong hentikan…… Tolong”

Seorang Anak remaja tertelungkup di tanah.

“Udah bilangin kemarin lu mesti bawain gue duit. Beraninya lo gak ngikutin perintah gue. Rasain nih.”

Anak laki-laki yang lebih tinggi dari kelompok mereka menendang perut remaja tersebut. Anak itu langsung muntah sambil menangis kesakitan.

“Lu bikin gue jijik.”

Anak lain dengan anting-anting di telinga kirinya meludahi remaja tersebut kemudian melangkah ke samping. Anak lain yang mengenakan kemeja merah terus memukulinya tanpa henti.

” Terjadi lagi, bukankah dia terlalu berlebihan?”

“Sepertinya begitu.”

“Itu sudah cukup, Nobita. Atau apakah kamu ingin pergi ke pusat penahanan remaja lagi?”

Anak dengan kemeja merah ragu-ragu lalu berhenti.

“Lu musti inget, kalo lu gak bawain gue duit besok gue bakal lebih nyiksa lu besok.”

“Anak ini pura-pura pingsan lagi. Yuk cabut ke game center.”

“Gue gak ikut. Gue masih ada kelas.”

“Jangan sok rajin deh. Lu pasti sebenernya cuma mau liat guru les baru, bener gak? Kaya gak tau aja guru baru ntu punya dada gede ama muka cakep. Kita musti dapet kesempatan buat main ama dia nanti.”

“Ya bener.”

Suasana kembali tenang. Ketiga anak laki-laki tersebut meninggalkan remaja yang tergeletak di tanah seakan tidak ada yang terjadi.

Setelah beberapa saat, ia perlahan-lahan bangkit. Dia mengambil tisu untuk menyeka darah pada wajah dan bajunya. Kemudian mengambil tas dan perlahan masuk ke kelas.Dia terus menunduk saat ia memasuki ruangan untuk menyembunyikan memar nya. Begitu duduk, seseorang menyentuh bahunya dari belakang. Dia adalah Mizato Kazuo.

“Kelompok Yamamoto memukulmu lagi?”

“Tidak, aku tidak sengaja jatuh.”

“Berhenti berbohong. Gue bisa liat dari wajah lu. Untungnya aku bayar uang perlindungan beberapa hari yang lalu. Kalau nggak, mungkin nasib gue bakal sama kayak lu.”

“Lu tau gak Awata Rumiko dari kelas 3?”

Mizato tiba-tiba mengganti topik dan berkata dengan suara rendah.

“Bukankah dia gadis tercantik di kelas 3?”

“Bener. Gue pikir dia cuma nyebelin. Gue liat dia di jalan kemaren gandengan tangan ama om-om. Lu tau gak mereka kemana?”

Masashi jadi penasaran.

“Gue ngikutin mereka di belakang dan gue liat dengan mata kepala gue sendiri mereka masuk hotel cinta. Gak nyangka kan? Cewek ntu bisanya menyendiri di pojok, gak ada yang nyangka sebenernya dia pelacur. Gue jadi pengen ngelakuin itu ama dia!”

Masashi terkejut tapi dalam pikirannya saat ini adalah bagaimana cara mendapatkan uang untuk besok. Hal itu membuat mood nya buruk. Masashi merasa iri saat ia menatap Mizato. Keluarga Mizato bisa dibilang kaya jadi dia tidak masalah dengan membayar biaya perlindungan.

Baginya, ia hanya mendapatkan sedikit uang saku setiap bulan. Game baru pun akan membutuhkan waktu lama dalam menabung untuk mwmbelinya. Memikirkan hal ini, ia jadi frustasi dan menyalahkan orang tuanya bercerai.

(Jika adik jelek ku meninggal, mungkin uang saku ku akan bertambah dua kali lipat.)
Dia segera menggeleng membuang pukiran negatif tersebut.

“Kenapa lu, kok geleng ?”

“Uh. Tidak, aku hanya merasa sedikit sakit kepala.”

Bel sekolah berbunyi. Para siswa mengambil buku mereka dan ruangan kembali tenang.

“Selamat pagi murid-murid.”

Guru perempuan tersenyum.

“Selamat pagi, Nona Naoko.”

Wanita cantik tersebut adalah guru mereka. Meskipun dia mengajar disini belum lama, dikelas dia sudah begitu populer.

Dia ingat percakapan mereka.

Masashi bersemangat sambil memandangi tubuh guru nya.

“Masashi kun, apa yang salah? Apakah kamu tidak merasa baik?”

“Aku …”

Masashi berdiri panik ketika namanya tiba-tiba disebut. Nona Naoko melihat sesuatu yang salah dengannya sejak masuk kelas. Dia terus menunduk dan tidak terlihat bersemangat.

“Wajahmu memar. Apa yang terjadi?”

“Aku … aku tidak sengaja jatuh.”

“Lain kali hati-hati. Apakah kamu ingin pergi ke rumah sakit?”

“Tidak … Tidak perlu.”

“Yakin?”

“Sangat yakin. Terima kasih sensei.”

Kata terakhir yang ia ucapkan tulus. Selain ibunya, kebanyakan orang tidak ada yang peduli. Ia menyesal memikirkan sesuatu yang cabul tentang Nona Naoko.

Tidak terasa waktu sudah siang. Para siswa mengambil bento mereka masing-masing. Masashi menunggu cukup lama sampai adiknya yang kutu buku muncul.

“Kau akhirnya datang. Lu tau gak udah berapa lama gue tunggu.”

Masashi berjalan sambil menekan kemarahannya karena kelaparan.

“Siapa suruh nungguin?.”

“Hirota Kazumi mengatakan dengan nada acuh tak acuh.

“Kau …”

Dia meraih bento dari tangannya dengan marah kemudian berjalan kembali ke tempat duduknya.

“Sepertinya adikmu perlu untuk di disiplinkan.Apakah kamu ingin aku mencobanya?”

Mizato berkata dengan nada aneh. Masashi yang tidak asing dengan AV (Adult Video) tahu apa yang ia dimaksud dengan disiplin.

“Tidak, terima kasih.”

Dia menjawab dengan nada acuh tak acuh yang sama seperti adiknya.

“Kasihan.”

Kepalanya nerasa dalam kekacauan selama sisa pelajaran. Dia tidak bisa memikirkan hal lain selain mendapatkan uang untuk besok.

Dan untuk menghindari bully. Masashi mengambil seminggu cuti karena sakit. Hal yang terjadi setelah seminggu, hanya waktu yang akan menjawab.

Meskipun ia mencoba untuk tidak memikirkan sekolah. Akhir minggu sudah semakin dekat, besok adalah hari terakhir, dia tidak lagi memiliki kesempatan untuk membeli game. Setelah memikirkan hal itu, malah membuatnya semakin jengkel. Dia berjalan keluar dari rumahnya untuk memperbaiki mood.

Dia masih tidak tahu ke mana ia harus pergi. Saat ia berjalan tanpa berpikir. Pada akhirnya, ia pergi ke game center yang sering ia kunjungi. Masashi bermain dari siang sampai malam berusaha melupakan masalahnya.

Dalam perjalanan pulang, ia melihat seorang wanita tua mendaki bukit dengan tongkat.Tiba-tiba, sebuah ide muncul di benaknya.Jantungnya berdetak lebih cepat dan lebih cepat saat dia menatap wanita tua itu sendirian dan jalan sepi.

(Setelah berhasil, aku akan punya cukup uang untuk membayar uang perlindungan dan mungkin punya sisa untuk membeli model Gundam terbaru.)

Dia tersenyum menjijikan. Setelah memantapkan tekadnya, dia berlari ke arah wanita tua itu.
———-
Ketika dia hanya berjarak 2 meter dari wanita tua tersebut, bayangan hitam dengan cepat melewatinya dan mencapai wanita tua dari sisi kiri.

“Ah! Tolong! Jambret! Jambret …”

Bayangan itu berlari dengan cepat saat wanita tua berteriak. Masashi sesaat terkejut menyaksikan penjambretan terjadi pada jarak dekat. Dia lupa sebelumya dia juga akan melakukan hal yang sama .

“Tangkap dia! Seseorang tolong! Anak yang disana, cepat, pergi tangkap orang itu! Cepat…”

Wanita tua tersebut melihat Masashi dan meminta bantuan.

“Aku … aku tidak …”

Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

“Pergi kejar dia, cepat.”

Wanita tua semakin menggila. Pikiran Masashi menjadi kosong kemudian ia mengikuti kata-katanya tanpa berpikir. Sayangnya, Orang itu berhenti dan memblokir jalan. Orang itu berbalik dan mengeluarkan belati.

“Bocah, bukankah ibumu pernah bilang tidak baik untuk mencampuri urusan orang lain?”
(Apa yang ku lakukan?)

Masashi bertanya pada dirinya sendiri.

“Aku … aku tidak ada hubungannya dengan itu. Aku tidak tahu apa-apa.”

“Mampus lu.”

pelaku berlari ke arah Musasi dan menusuk perutnya.

“Uh.”

Masashi melihat pisau diperutnya seakan tak percaya.

“Aku … aku tidak ingin mati. Tidak, aku tidak ingin mati …”

“Ingat! Lain kali urus masalahmu sendiri di ahirat.”

Pelaku mengeluarkan pisau. Darah menyembur keluar dari perutnya dan Masashi perlahan jatuh ke tanah.

Perlahan penglihatannya mulai kabur, ia takut.Dia tidak pernah berpikir tentang mati, bahkan ketika Yamamoto memukulinya. Dia tahu mereka tidak akan membunuhnya.

Tapi saat ini, dia menyadari bahwa dia akan mati. Akhirnya, ia tidak bisa melihat apa-apalagi.

####

“Saya minta maaf. Pasien meninggal selama perjalanan ke rumah sakit. Kami tidak bisa berbuat apa-apa.”

Para dokter berbicara dengan petugas setengah baya.

“Jadi begitu, sangat disayangkan anak yang baik meninggal dengan cara seperti ini. Apakah Anda sudah memberitahu keluarganya?”

“Ya, adiknya berada di luar. Orang tuanya mungkin akan tiba malam ini.”

“Di mana tubuhnya?”

“Di kamar mayat. Apakah Anda ingin melihatnya?”

“Tidak, kami akan mengirimkan tim forensik nanti. Saya berharap orang tuanya tidak akan merasa terlalu sedih.”

Tiba-tiba petir menyambar di langit. Suara gemuruh mengagetkan mereka berdua.

“Sepertinya akan turun hujan.”

“Ya.”

Kazumi agak sedih setelah mendengar kakaknya meninggal. Meskipun mereka tidak memiliki hubungan yang baik, tapi mereka tetaplah tinggal bersama-sama selama bertahun-tahun.

“Aku tidak percaya dia mati dengan cara seperti itu.”

“Apakah pelakunya sudah tertangkap?”

Kazumi dengan cepat kembali tenang.

“Belum, tapi kami akan melakukan yang terbaik. Yakinlah.”

“Apa bedanya. Dia sudah mati.”

Pada saat yang sama, bola cahaya yang bersinar dikelilingi oleh petir muncul di kamar mayat. Cahaya itu terbang ke salah satu mayat seolah-olah sesuatu menariknya. Kemudian perlahan-lahan menghilang.

Pukul dua lewat tengah malam. Ibu Masashi tiba di rumah sakit sambil kelelahan. Begitu dia melihat putrinya, dia bertanya.

“Bagaimana Masashi? Apakah dia baik-baik saja?”

“Maaf, Nyonya. Anakmu sudah dipastikan meninggal. Saya benar-benar menyesal.”

Petugas mengatakan itu ketika ia melihat Kazumi tidak bisa menjawab ibunya.

“Tidak Kau bohong. Masashi tidak akan mati. Aku tidak percaya.”

Rumiko tersandung dan hampir jatuh. Kazumi pun segera memegang ibunya.

“Ibu, itu benar. Masashi sudah mati.”

Kazumi segera memalingkan wajah untuk tidak melihat ekspresi ibunya.

“Tidak Masashi tidak akan mati … dia tidak akan mati …”

Rumiko menangis di atas bahu putrinya. Setelah beberapa saat, dia menyeka air mata dan mencoba untuk berbicara dengan tenang

“Apa yang terjadi dengan Masashi? Tolong beritahu aku.

“Setelah mendengar segala sesuatu dari petugas, Rumiko berdiri.

“Ibu, apa yang Ibu lakukan?”

Kazumi takut ibunya melakukan sesuatu yang gila.

“Aku ingin melihat Masashi.”

“Tunggu sebentar. Pertama saya akan memberitahu dokter.”

“Terima kasih, petugas Maeda.”

Di dalam kamar mayat, dokter membuka satu kantong mayat.

“Masashi …”

Rumiko langsung tertunduk segera setelah ia melihat anaknya dan menangis.

Lalu ia menempatkan telinganya di dada Masashi untuk mendengarkan detak jantung.

Dia merasa aneh, kemudian terkejut, Rumiko merasakan detak jantung anaknya, ia tersenyum suka cita. Dokter dan semua orang merasa ada sesuatu yang salah.

“Ibu, apa yang terjadi padamu?”

Kazumi bertanya ringan.

“Nyonya, kami turut berbela sungkawa.”

Dokter telah sering melihat ini. Petugas hendak menghiburnya.

“Dia tidak mati. Dia masih hidup. Cepat, dokter, tolong selamatkan anakku. Masashi masih hidup!”
Dokter berfikir ini adalah kemungkinan terburuk. Dia menghela napas.

“Nonya, anak Anda benar-benar meninggal.”

“Tidak, dokter. Tolong selamatkan anaku. Dia masih memiliki detak jantung.”
Rumiko meraih tangan dokter.

“Apa?”

Semua orang terkejut. Dokter berjalan dengan tenang dan mengambil stetoskop seperti yang diminta. Tidak lama kemudian, wajahnya dipenuhi dengan rasa takut tak percaya. Ia memeriksanya lagi kemudian berlari keluar.

“Pindahkan pasien ini, dia masih hidup …”

Di UGD, anak laki-laki dengan wajah pucat berbaring di tempat tidur. Seorang wanita paruh baya tertidur di sisinya. Tiba-tiba ia membuka matanya dan melihat sekeliling, lalu menatap tangannya, menyentuh wajahnya dan berkata.

“Hal yang sama terjadi lagi. Berapa kali Dewa akan terus bermain-main denganku.”
Rumiko terbangun mendengar suara anaknya
“Masashi, kamu akhirnya bangun”

Dia menangis dalam sukacita.

“Kau ibunya?”

“Ada yang salah? Apakah kamu merasa tidak baik?”

Rumiko tidak bisa memahami apa yang anaknya katakan.

Dia baru sadar ia berbicara dalam bahasa Cina sementara wanita di depannya berbicara bahasa Jepang. Sepertinya ia sedang di Jepang. Ia mengorganisir pikirannya dan menjawab dengan bahasa Jepang yang fasih.

“Aku baik-baik. Jangan khawatir.”

“Kamu yakin? Kamu tidak merasa sakit?”

Masashi menggeleng sambil tersenyum.

“Tunggu di sini, ibu akan memanggil dokter.”

Rumiko merasakan ada sesuatu yang berbeda namun dia tidak berpikir banyak tentang hal itu.
Setelah benar-benar memeriksa tubuhnya,dokter menyimpulkan dia perlu istirahat karena luka pada perutnya. Selain itu, tidak ada masalah lain. Meskipun memorinya sedikit kacau, tapi itu kemungkinan karena kurangnya aliran darah ke otak akibat lukanya, tidak lama dia akan segera pulih. Rumiko lega dari mendengar hal itu.

“Kamu membuat ibu sangat khawatir.”

Mata wanita itu menjadi merah saat ia memikirkan dirinya. Masashi terasa tersentuh wanita itu begitu peduli dengannya. Lalu dia membuat keputusan.

“Ibu, aku tak apa. Aku benar-benar baik-baik saja.”

Sejak Masashi dibesarkan, ia tidak begitu peduli padanya. Meskipun ia berusaha bekerja keras untuk masa depan putra-putrinya, pekerjaannya memisahkan Rumiko dan kedua anaknya. Ia hanya bisa melihat mereka hanya beberapa kali dalam setahun.

Masashi menjadi lebih jauh dan jauh setiap kali mereka bertemu dan hanya akan meminta uang setiap kali ia pulang. Dia tidak bisa melakukan apa-apa tapi merasa kecewa.

Masashi mengusap air matanya dengan lembut. Pintu didorong terbuka. Kazumi datang dengan sekantong apel dan melihat ibunya menangis. Masashi mencari kenangan dan mengetahui bahwa ia adalah adiknya.

“Ibu, berhenti menangis atau kazumi akan sedih.”

“Dia mengusap air matanya.

“Kazumi, kamu di sini.”

“Ibu, kamu baik-baik saja?”

“Bodoh, memangnya apa yang bisa salah dengan ku. Seharusnya kamu menanyakan kabar kakakmu bukan Ibu.”

“Masashi, kamu lapar? Ibu akan pergi membeli beberapa bubur. Dokter mengatakan cedera Anda belum sembuh dan kamu hanyabisa makan makanan cair untuk saat ini. Tunggu sebentar, Ibu akan segera kembali. Kazumi, temani kakamu.”

“Ibu, Ibu hanya perlu meminta perawat untuk membelinya. Ibu sudah kelelahan sejak tiba disini. Ibu harus beristirahat.”

“Ibu aku tak lapar, Ibu tidak perlu repot”

Rumiko senang mendengar kata-kata ini.Kazumi terkejut melihat interaksi keduanya.

“Kau … Kau benar-benar Masashi?”

“Apa yang kamu katakan?”

Anak itu tersenyum.

“Aku … aku tidak tahu.”

“Tentu saja aku Masashi. Hirota Masashi. Aku tahu aku sangat mengerikan dengan mengatakan banyak hal yang buruk menyakiti perasaan mu dan Ibu. Setelah kejadian ini aku telah memikirkan banyak hal. Seperti yang kamu lihat, aku telah berubah. Dapatkah kamu menerima jawaban ini? aku juga ingin mengambil kesempatan ini untuk meminta maaf. Maukah kau memaafkan aku?”
Masashi bisa berbicara bahasa Jepang dengan fasih setelah seharian berbicara dengan Rumiko. Meskipun ada beberapa aksen tapi mereka tidak menyadarinya.

“Kamu … Kamu tidak perlu meminta maaf”

“Ayo, duduk. Apakah kamu tidak lelah?”

“Kazumi, kamu tahu, kita memiliki ibu yang baik. Aku dalam suasana hati yang buruk ketika aku bangun, tapi kali ini aku merasa sangat baik.”